Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the spidermag-pro domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/artikelb234boke/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Cerita Seks – Dipuaskan Oleh Pembantu  - Artikel Bokep - Artikel Cerita Seks - Artikel Sex Dewasa - Cerita Dewasa

Cerita Seks – Dipuaskan Oleh Pembantu 

Cerita Seks – Dipuaskan Oleh Pembantu 

Cerita Seks – Dipuaskan Oleh Pembantu 

Cerita Seks – Dipuaskan Oleh Pembantu – Aku terbangun saat* aku menikmati* tubuhku digoyang seseorang, ternyata Mbok Parti yang membangunkanku. Untungnya, Mbok Parti kembali* lebih mula* sehingga terdapat* yang membangunkanku sebab* jam wekerku mati, sesudah* mataku sudah dapat* dibuka lebar, aku langsung mandi dan bersiap-siap, lantas* aku pergi ke sekolah dengan ojek.

Cerita dewasa abg yang paling* puas oleh pembantu

Di pangkalan ojek, semua* tukang ojek berebutan guna* memboncengiku sebab* di samping* aku wanita, wajahku cantik, dan pun* seragam sekolahku sangatlah sexy, pasti* saja mereka pada berebut. Tentu saja saat* aku hingga* di sekolah, teman-teman cowokku menyapaku dan berebutan memintaku guna* jalan bersama* ke kelas. Tapi, aku menolak sebab* aku sedang hendak* jalan ke ruang belajar* sendirian.

Aku belajar di sekolah laksana* biasa sampai kembali* ke sekolah. Setelah pulang, aku mengobrol-obrol dengan teman-temanku di kantin sekolah, laksana* biasa tidak sedikit* teman-teman cowokku yang hendak* duduk dekat aku, aku sih gak masalah yang penting dapat* nyambung bila** bicara denganku.

Ketika aku sedang membual* dengan teman-temanku, aku menyaksikan* tukang sapu sekolahku mencuri-curi pandang untuk* aku dan disaat mata kami saling bertemu, aku menyerahkan* senyuman dan dia pun* membalas dengan senyuman. Sifat tak waras* dan nakalku mulai kambuh lagi sebab* aku hendak* memberikan tubuhku untuk* tukang sapu sekolah yang telah* berusia 60 tahun itu.

Lalu aku membual* dengan teman-temanku hingga* sekitar jam 6 sore sampai-sampai* satu per satu temanku telah* dijemput oleh supir mereka ataupun ayah mereka. photomemek.com Hingga bermukim* aku yang terdapat* di kantin sekolah, sementara* orang yang berjualan di kantin pun* sudah kembali* semuanya. Seram pun* sendirian di kantin, jadi aku pergi guna* menjalankan rencanaku yakni* menggoda tukang sapu sekolah yang mempunyai* nama* Mang Diman. Setelah aku cari-cari tidak ketemu dan pun* keadaan meningkat* seram, aku berniat untuk kembali* ke rumah, namun* sebelumnya sebab* suasana yang cukup* dingin, aku jadi hendak* ke kamar mandi.

Setelah aku menuntaskan* “panggilan alam”, aku membasuh* tanganku di wastafel, kemudian* aku mengaca di depan kaca besar yang terdapat* di sebelah wastafel guna* merapihkan pakaian dan rambutku. Sebelum terbit* dari kamar mandi, aku meminum pil penangkal* kehamilan yang dapat* sampai satu minggu. Ketika aku terbit* dari kamar mandi, aku bertemu Mang Diman sedang mengepel lantai di depan pintu kamar mandi.

“neng Denis, kok belum kembali* hari gini?”.
“dari tadi mau kembali* cuma aku kebelet pipis, jadinya aku ke toilet dulu”.
“gimana, fasih* gak?”.
“lancar apanya?”.
“pipisnya neng fasih* gak?”.
“oh, pipis aku fasih* kok,, “.
“oh ya, baju neng keliatannya sempit banget ya”.
“abisnya gak terdapat* baju lagi sih, emang mengapa* bang, seragam aku buat* nafsu ya”.
“iya, baju neng tuh sexy banget,,”.
“tapi abang suka kan?”, menyaksikan* aku tidak menolak membual* hal-hal yang jorok, Mang Diman semakin menunjukkan* obrolan kami ke arah yang berbau sex dan kelihatannya* Mang Diman sudah paling* bernafsu menyaksikan* tubuh putihku yang dibungkus* seragam super ketat dan super mini.

Aku baru ingat bila** aku biasa pusing kemudian* pingsan sesudah* meminum obat penangkal* kehamilan. Benar saja, tiba-tiba kepalaku pusing tujuh keliling dan aku langsung tak sadar lantas* tubuhku langsung ambruk ke Mang Diman, setelah tersebut* aku tidak tau lagi. Aku mulai sadar saat* kurasakan benda asing menginjak* vaginaku, spontan kubuka mataku dan aku menyaksikan* Mang Diman sedang memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku sedangkan* tangan satunya menutupi mulutku. Mang Diman terus mengobok-obok vaginaku dengan 2 jarinya, 10 menit lantas* aku telah* tak tahan lagi menahan kesenangan* seperti, kemudian* tubuhku mengejang dan kesudahannya* cairan vaginaku mengalir deras.

Kemudian Mang Diman mencungkil* tangannya dari mulutku pun* vaginaku, kemudian* berkata

“maaf neng, abang udah gak tahan”, aku menata* nafasku dulu baru aku menjawab
“ah, gak apa-apa kok bang, aku tau bila** gak terdapat* laki-laki yang tahan bila** ngeliat aku pake seragam ini”.
“bener nih non, gak apa-apa?” tanyanya lagi,
“iya, bener, tapi tidak boleh* disini donk, gak enak, serem lagi” balasku sebab* aku dikerjai di bangku kantin.
“yaudah, yuk ke gudang aja”. “oh ya, ngomong-ngomong celana dalamku kemana?”.
“nih, awalnya* mau Mang Diman buang tapi fobia* non marah”.
“untung gak dibuang, kalau dilemparkan* kan tar kembali* vaginaku dapat* disemutin”.
“emangnya vagina neng manis ya”.
“tar deh cobain, tentu* abang sampe ketagihan”.
“wah, jadi pengen cepet-cepet”. Tanpa terasa telah* di depan gudang, kemudian* kami berdua masuk ke gudang.

Setelah mengobarkan* lampu, Mang Diman langsung meraba-raba tubuhku, meremas-remas dadaku serta menciumi leher jenjangku yang putih dari belakang. Dia meneruskan aktivitasnya seraya* membuka kancing bajuku, sesudah* kancing bajuku tersingkap* semua, Mang Diman sekarang* menurunkan rokku sehingga sekarang* bagian bawahku sama sekali tidak terdapat* penghalang yang membuatku dapat* merasakan batang penis Mang Diman telah* tegak mengacung ke pantatku.

Lalu aku mengajak* Mang Diman untuk mencungkil* dekapannya dulu, sesudah* pelukannya dilepas, aku mengembalikan* tubuhku dan membuka baju serta bhku sampai-sampai* tubuh putih mulusku terpampang jelas di depan tukang sapu sekolah yang pantasnya menjadi kakekku. Baru saja bhku kulepas, Mang Diman langsung melahap kedua daging kenyalku. Aku hanya berbicara* dalam hati

“dasar lelaki, gak tua, gak muda, bila** udah ngeliat cewek cakep telanjang langsung nyosor”, namun* konsentrasiku terpecah sebab* Mang Diman menggigit dan menarik-narik kedua putingku bergantian dengan mulutnya yang tidak banyak* ompong itu.

Aku melulu* mendesah merasakan* jilatan demi jilatan di masing-masing* senti kedua daging kenyalku. Setelah kedua buah dadaku sudah diisi* air liurnya, Mang Diman melangsungkan* tikar kemudian* menyuruhku tiduran di atas tikar tersebut* dan melebarkan kakiku sebab* dia hendak* menjilati vaginaku. Kulakukan seluruh* perintah Mang Diman. Kini vaginaku yang merah merekah dan telah* basah dampak* cairanku sendiri terpampang jelas seolah menantang Mang Diman guna* segera melahapnya. Rupanya Mang Diman hendak* melahap vaginaku dan hendak* penisnya di oral olehku secara bersamaan, makanya kami memungut* posisi 69 dengan aku diatasnya.

Lalu aku mulai merasakan* rokok daging Mang Diman yang telah* berdiri tegak sedangkan* vaginaku telah* dijilati Mang Diman di bawah sana. Kukeluarkan tekhnik oralku, kusentil-sentil lubang kencingnya dengan lidahku, kujilat-jilati buah zakarnya, dan kutelusuri masing-masing* milimeter dari batang penis Mang Diman.

Tapi, karena* kulumanku, Mang Diman justeru* jadi tambah motivasi* menjilati vaginaku yang membuatku merasa paling* nikmat sampai-sampai* aku me*sti menghentikan kulumanku sebab* aku merasa sebentar lagi akan menjangkau* orgasme. Mang Diman semakin membuatku semakin keenakan sebab* di samping* dia menjilati vagina dan klitorisku, dia pun* memasuk-masukkan 2 jarinya ke dalam vagina dan anusku secara bergantian kemudian* akhirnya sejumlah* detik kemudian, cairanku mengalir deras dari vaginaku yang langsung diseruput Mang Diman hingga* berbunyi

“ssllurrppp,,,,”.
“vagina neng emang bener-bener manis banget, abang jadi ketagihan” kata Mang Diman sesudah* meminum berakhir* cairan vaginaku. “bener kan kataku, seluruh* laki-laki yang pernah ngerasain vaginaku tentu* pada ketagihan deh”, balasku pada Mang Diman yang sekarang* mulai menjilati vaginaku lagi, sedangkan* aku melanjutkan kulumanku.

Sudah 15 menit aku mengulum penis keriput Mang Diman namun* sama sekali tak terdapat* tanda-tanda bakal* orgasme, ini membuatku bingung sebab* tidak terdapat* laki-laki yang dapat* tahan sampai sekitar* ini bila** aku sudah menerbitkan* tekhnik oralku.

“Tapi masa bebal* ah, yang urgen* ada penis yang dapat* aku jilati” pikirku dalam hati, kemudian* 5 menit lantas* aku merasakan* orgasme lagi dan cairan vaginaku langsung diseruput berakhir* oleh Mang Diman laksana* sebelumnya. Lalu aku berbicara* “udah dong bang, masa vaginaku hanya* dijilati doang, tusuk dong pake penis abang”,
“ok neng, penis abang pun* udah gak sabar pengen ngaduk-ngaduk vagina neng” balas Mang Diman.

Kemudian aku memutar badanku sampai-sampai* wajah kami saling bertemu kemudian* kami berciuman paling* mesra dan bergairah, lidah kami saling membelit, sesudah* aku mencungkil* cumbuanku, Mang Diman berbicara* “bibir non rasanya kayak lemon manis”, kebetulan tadi pagi aku menggunakan* lipgloss rasa lemon, jadi barangkali* terasa oleh Mang Diman. Lalu aku memegang penis Mang Diman yang berukuran 14 cm dan berdiameter 7 cm, lantas* aku membimbing* penis Mang Diman ke dalam vaginaku dan lalu saat* penis Mang Diman telah* berada di dalam vaginaku, aku menurunkan pinggulku sedangkan* Mang Diman mendongkrak* pinggulnya sampai-sampai* aku menikmati* seolah penis Mang Diman menancap paling* dalam hingga* mentok.

Kemudian Mang Diman mulai memompa penisnya terbit* masuk di dalam vaginaku sedangkan* aku mendongkrak* badanku saat* Mang Diman unik* penisnya dari vaginaku dan aku menurunkan badanku saat* Mang Diman memasukkan penisnya ke dalam vaginaku sampai-sampai* penisnya tertanam paling* dalam di vaginaku. Sambil terus menggenjotku, Mang Diman berkata

“neeng,,, keset baanggeet”, aku melulu* membalas dengan desahan-desahan sebab* sangat nikmat.

Tak terasa telah* 30 menit Mang Diman menggenjot vaginaku, namun* tidak terdapat* tanda-tanda bakal* orgasme, justeru* Mang Diman mengganti-ganti metodenya* menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya secara cepat kemudian* mengeluarkannya secara perlahan, dan kadang aku melulu* diam sementara* dia terus memompa vaginaku tanpa ampun. Kemudian dia mohon* berganti posisi, kali ini aku yang dibawah sedangkan* Mang Diman menindih tubuhku dan mulai memompa penisnya di dalam vaginaku lagi.

Memang spektakuler* kakek yang satu ini, tak kusangka dalam umurnya yang telah* 60-an ini masih dapat* membuat ABG sepertiku berkali-kali merasakan* orgasme sementara* dia sama sekali belum mengindikasikan* akan orgasme. Vaginaku telah* banjir dampak* cairan vaginaku sendiri sehingga memunculkan* bunyi

“Cleek,,,Clekk,,,Clekk” ketika* Mang Diman memompa vaginaku.

Aku telah* tak powerful* lagi sebab* tenagaku sudah berakhir* terkuras dampak* berkali-kali merasakan* orgasme sampai-sampai* aku hanya dapat* mendesah lemah menikmati* penis Mang Diman yang powerful* dan perkasa terbit* masuk vaginaku, sedangkan* Mang Diman terus menggenjot penisnya, lidahnya masuk ke dalam mulutku yang langsung kusambut dengan teknik* menghisap lidahnya dan membelitnya dengan lidahku, lantas* dia mencungkil* ciumannya dan berkonsentrasi lagi pada genjotannya terhadap vaginaku. Akhirnya, 25 menit kemudian, Mang Diman mempercepat sodokannya kemudian* dia berkata

“neeeng, ke,,,ke,,luarin,,,,di,,,di,,,mana?”,
“di,,,da,,,,lem,,,ajjjaaa” balasku. Tak lama kemudian, Mang Diman menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku dalam jumlah yang paling* banyak.

Setelah yakin spermanya telah* tidak terbit* lagi, Mang Diman menerbitkan* penisnya yang berlumuran sperma dan cairan vaginaku dari dalam vaginaku, kemudian* dia mengorek-ngorek vaginaku dengan 3 jarinya dan lantas* dia menyodorkan penisnya ke mulutku yang langsung kusambut untuk menikmati* spermanya dan cairan vaginaku sendiri.

Setelah penisnya bersih, sekarang* Mang Diman menyodorkan 3 jarinya yang berlumuran sperma dan cairanku, langsung kumasukkan 3 jari keriput Mang Diman ke dalam mulutku dan lantas* kujilati semuanya hingga* bersih. Lalu dia duduk di kursi guna* beristirahat sedangkan* aku pun* berbaring lemah di tikar, guna* 10 menit ke depan ruangan tersebut* hanya diisi* suara nafas kami yang tersengal-sengal dan pun* suara jangkrik dari luar.

“neng, gak nyuci vagina dulu”.
“gak, ah males, emang kenapa?”.
“nggak, emangnya neng gak fobia* hamil?”. Karena sudah kelaziman* di gangbang, tubuhku merasa segar setelah sejumlah* menit beristirahat, kemudian* aku bangkit menghampirinya dan duduk di atas pahanya, lantas* penisnya kumasukkan ke dalam vaginaku yang masih basah tak karuan, kemudian* kutekan kepalanya ke dadaku dan kusuruh guna* menjilati semua* bagian dadaku.
“aku sayang banget ma Mang Diman, jadi aku gak takut bila** punya anak dari Mang Diman”.
“iyaa,,, namun* kan bila** neng hamil dapat* berabe!”.
“hahaha,,, tenang aja lagi bang, aku udah minum obat penangkal* hamil jadi gak barangkali* hamil”.
“fiuh, abang takut bila** punya anak lagi”.
“emangnya abang punya anak berapa?”.
“gara-gara penis ini, abang punya 5 anak laki-laki yang kini* sudah berkeluarga”.
“terus istri abang kemana?”.
“udah meninggal duluan”.
“oh, maaf bang aku gak tau”.
“gak apa-apa, namun* ngomong-ngomong abang gak nyangka,, bila** neng Denis powerful* juga”.
“aku lebih gak nyangka bila** Mang Diman masih bisa buat* ABG kayak aku puas separuh* mati”.
“siapa dulu,,, Mang Diman!!” Lalu kurasakan penisnya telah* tegang lagi di dalam vaginaku.
“wah, abang udah tegang lagi, cepet banget!!”.
“lagian sih neng, naro penis abang di lokasi* yang anget ama sempit kayak gini, dan belom lagi abang disuguhin dada yang montok kayak gini, gimana penis abang gak cepet bangun”.
“yawdah bang, ronde kedua yuk, namun* kali ini lubang yang ditusuk pantatku ya, tentu* abang pengen nyoba kan?”.
“ide bagus tuh, tentu* lubang pantat neng seret ‘n sempit banget”. Lalu kami mulai ronde kedua dengan lubang anusku menjadi sasaran keperkasaan penis Mang Diman.

Seperti sebelumnya, dalam waktu tidak cukup* lebih sejam Mang Diman menggenjot anusku dan kesudahannya* dia menyemprotkan spermanya ke dalam anusku, setelah tersebut* aku mengerjakan* cleaning service terhadap penisnya. Lalu kami berdua istirahat, dan Mang Diman mengelap badan keriputnya dengan handuk yang biasa dibawanya, sedangkan* aku masih terkulai lemas di tikar. Setelah 15 menit beristirahat, Mang Diman menggunakan* pakaiannya lagi sambil membual* denganku.

“neng, emangnya gak fobia* ama HIV atau yang lain?”.
“HIV,, gak fobia* layau, obat yang aku minum selain menangkal* hamil juga dapat* nangkal seluruh* penyakit ‘n juga buat* vagina ama lubang pantatku sempit terus”.
“wow, tersebut* obat dahsyat banget, dapet darimana neng?”.
“dapet dari temen aku yang terdapat* di luar negeri”.

“oo gitu, ngomong-ngomong udah jam 10 nih, neng mau kembali* gak?”.
“gak nyangka udah jam 10, penis abang sih buat* aku tak sempat* daratan,,,hehe”.
“ya udah, abang anterin ya”. Lalu aku menggunakan* pakaianku, sesudah* selesai menggunakan* pakaianku, aku menggandeng tangan keriput Mang Diman terbit* gudang lalu mengarah ke* tempat parkir motor.

Kemudian aku diboncengi kembali* dengan motor antik Mang Diman, sekitar* di perjalanan aku mendekap* badan Mang Diman dengan erat seperti mendekap* pacarku sendiri. Setelah hingga* di depan pintu gerbang rumahku, aku turun dari motor Mang Diman.
“neng, boleh gak kapan-kapan anda* ngentot lagi?”.
“gak usah kapan-kapan, masing-masing* jam 7 malam abis kembali* sekolah, tubuhku kepunyaan* abang”.
“beneran nih neng?”
“bener bang, kan tadi aku udah bilang, aku sayang banget ama abang Diman, jadinya aku seneng bila** tiap kembali* sekolah dapat* ketemu abang ama penis abang yang mantap itu, namun* ada saratnya nih bang”.
“saratnya apaan neng?”.

“yang kesatu* bila** pas siang harinya, sikap abang me*sti biasa aja ke aku soalnya aku fobia* ketauan ama sekolah”.
“ok,, abang sanggup, terus apaan lagi neng saratnya?”
“sarat yang kedua, abang tidak boleh* manggil aku neng lagi, inginkan* gak?”.
“terus abang manggil neng Denis sayang boleh?”.
“itu terserah abang, terus penuh* terakhirnya abang tidak boleh* jajan sembarangan soalnya aku gak inginkan* abang kena penyakit apalagi* kan udah aku yang bisa buat* abang puas”.

“gak nyangka saratnya mudah* banget, kirain saratnya susah, yaudah neng, eh sayang, abang kembali* dulu ya, udah capek nih”. “yaudah, ati-ati ya sayangku, kelak* malem lagi ya”. Lalu aku menghirup* bibir tuanya, dan lantas* dia memacu motornya menjauh dari pintu gerbang rumahku, sementara* aku masuk ke dalam rumahku.

Aku memberikan dalil* belajar di lokasi* tinggal* temen ke Mbok Parti, namun* Mbok Parti mengeluarkan ucapan-ucapan* yang tidak bisa* kupercaya.

“jangan pake dalil* itu, Mbok udah tau bila** non Denis udah gak perawan ‘n tidak jarang* tidur sama laki-laki kok”. Mataku terbelalak mendengar tersebut* karena kupikir Mbok Parti tidak tau kehidupanku.
“mbok tau darimana?”.
“wong, Mbok yang ngejaga non dari bayi sampe segede gini masa Mbok gak tau sih”.
“ta,,,ta,,,tapi, Mbok gak akan* bilang ke papi mami kan?”
“tenang aja non, Mbok udah anggep non sebagai anak Mbok sendiri jadi Mbok gak akan* bikin non susah”.

“fiuh,, makasih banget Mbok, aku emang lebih sayang Mbok ketimbang papi mamiku yang tidak jarang* kali* ninggalin aku”.
“yaudah non, gak usah nangis gitu, mereka kerja di luar negeri bikin* non juga”.
“ya, aku pun* tau Mbok, barangkali* sudah jalan hidupku begini”.
“yaudah non gak usah dipikirin, ngomong-ngomong non Denis kan tidak jarang* tidur ama tidak sedikit* lelaki, emangnya gak fobia* kena AIDS ?”.

“nggak Mbok, soalnya terdapat* obat ini, selain menangkal* hamil sekitar* 7 hari, obat ini juga dapat* menangkal segala penyakit kelamin. Obat ini aku bisa* dari temanku yang terdapat* di luar negeri”.

“oohh, gitu, yaudah non santap* dulu sana, abis tersebut* non mandi terus tidur”.
“ok, namun* aku punya satu pertanyaan lagi nih Mbok, boleh gak aku telanjang aja di lokasi* tinggal* tiap hari?”.
“terserah non aja,,,”. Lalu kubuka pakaian seragamku beserta bh dan celanaku sampai-sampai* tubuhku yang habis dikerjakan* oleh Mang Diman terpampang jelas di hadapan Mbok Parti tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Mbok Parti berkomentar saat* melihat berkas-berkas merah di payudara dan leherku sebab* cupangan-cupangan Mang Diman. Dan Mbok Parti berkata

“non Denis, kayak abis diperkosa aja” saat* melihat noda sperma yang sudah* mengering di wilayah* selangkanganku dan pun* dari lubang anusku.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

MONA4D

Artikel Bokep

Create Account



Log In Your Account